SELAMAT ULANG TAHUN
“Bagaimana mungkin kamu bisa menulis jika membaca saja kamu tidak pernah”
Rasanya
sulit sekali untuk mulai menulis, aku tidak pernah bisa menemukan kata yang
tepat untuk memulai tulisanku dan itu seringkali membuatku berakhir tanpa pernah
bisa menuntaskannya. Aku ingin bercerita, aku ingin berbagi kisahku disini,
tapi aku selalu berfikir bahwa I’m not
good enough to write a story.
Semua
berbeda ketika buku Nomadic Heart tiba
pagi ini. Beberapa hari yang lalu, aku memenangkan buku itu langsung dari kuis
yang diadakan oleh penulisnya, mas Ariy. Dan setibanya buku itu, entah kenapa
aku begitu tidak sabar untuk membuka dan membaca setiap kisah yang ada di
dalamnya. Aku menikmati setiap tulisan dan bagaimana mas Ariy bercerita di
dalam buku itu. Membuat sesuatu dalam diriku juga ingin ikut bercerita,
pikiranku mulai kembali ke setiap perjalanan yang pernah ku lalui,
cerita-cerita yang seharusnya sejak dulu aku bagi disini. Mungkin selama ini
aku tidak pernah bisa bercerita karna aku terlalu malas membaca. Membaca,
membuat sesuatu dalam diriku juga ingin ikut bercerita, menuangkan kisahku
menjadi sebuah tulisan dan membaginya. Aku hentikan kegiatan membacaku dan memberanikan
diri untuk menuangkan kisah ini disini.
Beberapa
bulan lalu, ketika setiap orang seangkatanku begitu sibuk dengan kegiatan PPL,
aku memiliki ide gila untuk melakukan perjalanan. Aku ingin melakukan sebuah
perjalanan di hari ulang tahunku. Belum pasti kemana kaki ini akan melangkah, pokoknya
aku tidak ingin berada di rutinitas menjenuhkan ini di hari ulang tahunku
nanti. Aku mulai berfikir dan menimbang-nimbang destinasi mana yang bisa
memberikan pengalaman ulang tahun ini menjadi tak terlupakan. Ingatan saat aku
berada di Melaka kembali menyeruak, saat itu aku berjanji akan kembali lagi ke
Melaka di hari ulang tahunku, tapi tanpa tiket promo, bagaimana bisa aku pergi
kesana, uangku tidak cukup banyak untuk kembali kesana. Dengan sedikit menyesal
karena tidak bisa menepati janjiku, pikiranku pun kembali menerawang jauh,
mencoba menemukan sebuah destinasi yang belum pernah ku kunjungi, dimana pun itu.
Selamat ulang tahun winda ! |
Lamunanku
terhenti ketika mataku menatap beberapa tulisan yang tertempel di dinding kamar
kosku. Kadang aku begitu tidak memiliki kerjaan sehingga aku begitu suka
menempel banyak tulisan di dinding, sekedar untuk pengingat, apa saja yang
menjadi tujuanku. Aku membaca semua tulisan itu dan berhenti di satu kata yang
terpampang dengan sangat jelasnya, BROMO. “Bromo?” gumamku pada diriku sendiri.
Aku memang pernah ingat menuliskan destinasi itu di wishlistku tapi aku tidak ingat dengan pasti apa yang membuatku
ingin kesana. “Apa menariknya Bromo?” Pertanyaan itu membuatku mulai mencari tau
segala informasi tentang Bromo.
Bromo
adalah salah satu kawasan wisata yang di unggulkan di Indonesia, keindahannya
yang sudah dikenal dunia membuat banyak wisatawan asing maupun domestik
berlomba untuk mengunjunginya. Di kelilingi 4 wilayah pemerintahan kabupaten
berbeda membuat Bromo menjadi semakin mudah untuk dicapai, Malang, Pasuruan,
Probolinggo dan Lumajang, menjadikan Bromo tidak pernah sepi dari pengunjung.
Tidak
sulit untuk menemukan informasi tentang Bromo, semua blog yang ku kunjungi
menyanjung dan menceritakan bagaimana Bromo menyihir mereka. Satu hingga dua
jam terlewati, berpindah dari satu blog ke blog lain, membuatku berfikir bahwa
mengunjungi Bromo akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan nantinya. Aku
ingin melihat bagaimana matahari terbit dari atas penanjakan, aku ingin
merayakan bertambahnya usiaku di hadapan Sang Pencipta dan alam buatan
tanganNya, meniup lilin dengan latarbelakang gunung Bromo, gunung Batok dan gunung
Semeru itu. “Hmm, pasti menakjubkan” Gumamku dengan pasti mengambil keputusan.
Keputusan
sudah diambil tapi ijin belum dikantongi, membuatku masih belum bisa menyusun
perjalanan dengan pasti. Seingin apapun aku untuk melakukan perjalanan,
tanggung jawab untuk kuliah tetap harus di nomorsatukan, apalagi ini adalah PPL
dimana aku memiliki tanggung jawab baru untuk mengajar di real class di salah satu
sekolah di Solo. “Aku tidak bisa begitu saja meninggalkannya, aku harus memutar
otak agar tanggung jawab mengajar dan kebutuhanku akan traveling tetap bisa terpenuhi” Ocehku lirih sembari menatap
teman-teman tim PPLku. Saat ini aku sedang berada di meja kerjaku, di salah
satu pojok ruang guru yang kami sulap menjadi markas. Berulang kali aku ngoceh
tanpa berani mengutarakan niatku kepada mereka, apa yang akan mereka pikirkan
jika aku meminta ijin untuk jalan-jalan sedangkan mereka disini tetap harus
menjalankan segala sesuatunya seperti biasa. “Hmm, sangat tidak adil
sepertinya” Ocehku kembali ngelantur.
“Heh,
kamu mau traveling lagi? Itu Bromo
ya” Sapa salah satu teman PPLku sembari jarinya menunjuk ke layar laptop.
“Heehehehe,
iya” Balasku sambil nyengir kuda.
“Kapan?”
Tanya dia penasaran.
“Beberapa
minggu lagi, pas hari ulang tahunku” Jawabku agak sungkan.
Sebenarnya
semua teman PPLku sudah tidak asing lagi dengan hobi travelingku ini, sebelumnya aku juga sudah pernah ijin bolos PPL
untuk ke Dieng, tapi waktu itu berbeda, waktu itu masih masa observasi jadi aku
belum punya tanggung jawab untuk mengajar seperti sekarang ini. Sekarang? Ah entahlah,
aku merasa benar-benar menjelma menjadi orang Solo, iya orang Solo yang selalu
kental dengan rasa sungkannya.
Hari
ulang tahunku semakin dekat namun aku masih belum bisa mengutarakan niatku.
Seharusnya semua ini semudah aku makan ketika lapar, atau aku minum ketika
haus. Iya benar, seharusnya ini tidak menjadi terlalu rumit, aku hanya perlu
bilang bahwa aku akan pergi ke Bromo, dan bagaimanapun caranya mereka harus
mengijinkanku, tapi bagaimana caranya, “Arghhh..” Teriakku dalam hati.
Di
tengah kacaunya pikiranku, sebuah ide muncul dengan sangat meyakinkannya.
Sebuah ide yang harus segera aku utarakan.
“Kapten,
tanggal 17 nanti gantiin aku piket ya, sama tukeran ngajar di tanggal 18nya mau
gak?” Sapaku memulai pembicaraan ke Mas Didit, ketua PPLku. Orang kedua di tim
PPL yang sangat bisa ku andalkan, yang pertama tentu saja koordinator PPLku,
Diyas.
“Kamu
mau kemana?” Tanya mas Didit bingung karena gak biasanya aku minta tuker jadwal
piket dan jadwal ngajar.
“Mau
ke Bromo nah, aku berangkat hari kamis, jadi gak bisa piket, trus jumatnya gak
bisa ngajar jadi kita tukeran yah, aku ngajar kelasmu pas rabu nanti dan
jumatnya kamu ngajar kelasku. Piye?” Tanyaku nyerocos penuh harap.
“Oalah,
iya, iya gampang” Jawab mas Didit santai kayak di pantai.
Ahaaay,
akhirnya, jawaban yang sangat ingin kudengar, ijin yang selama ini aku
harapkan. Disamping aku bisa berkelana memenuhi passionku, aku juga tetap bisa memenuhi tanggung jawabku untuk
piket dan ngajar di sekolah ini. See,
traveling dan kuliah dapat bergerak
beriringan.
Membuat
rencana perjalanan adalah targetku selanjutnya, nantinya aku akan memiliki
waktu 4 hari untuk perjalanan ini dan rasanya sayang sekali jika aku hanya
mengunjungi Bromo. Pikiranku kembali liar dan mencoba membuat 4 hari nanti
menjadi 4 hari menakjubkan. “Sepertinya aku harus menambah daftar destinasi” Gumamku
sembari mencari destinasi wisata lainnya. Keuangan yang sangat minim membuatku
harus mengatur budget perjalanan ini seketat g-string. Menyocokkan jadwal kereta ekonomi yang akan aku naiki,
membuatku menambah 2 destinasi baru dalam itineraryku,
Banyuwangi dan Surabaya.
Perjalanan
ini akan lebih menarik dari bayanganku, Probolinggo, Banyuwangi, dan Surabaya.
Tidak sabar rasanya memulainya.
Bersambung....
lah hobi banget bersmbung
ReplyDeletekalimatmu dalam tulisan ini sungguh keren