LALI SAK PLENGAN (PIKUNISASI)
Sebelumnya,
gue selalu yakin bahwa gue bukanlah orang yang memiliki ingatan bagus. Beberapa
kali gue harus tersenyum hambar setiap kali ada orang yang senyum dan nyapa gue
di jalan, bukan karena gue sombong, tapi gue beneran gak inget tentang orang
itu. Dipaksa nginget pun yang ada pasti malah bikin sakit kepala, mikir skripsi
aja ogah ini malah mikirin orang. Idih!
Gue
selalu percaya kalo otak gue bekerja dengan caranya sendiri. Gue percaya kalo
informasi-informasi yang gue anggap gak penting pasti gak akan tercerna dengan
baik, jadi jangan coba tanya apa yang gue dapetin selama gue kuliah, selain
selembar hasil nilai, gue lupa semua yang bapak ibu dosen udah ajarin ke gue.
Hell yeah, but it’s true! Semua hal yang gak gue anggap penting akan dengan
mudah gue lupain, nama orang yang baru aja gue ajak kenalan bisa gue lupain
lima menit kemudian, bahkan “penyakit” ini kini menyebar dalam dunia baru gue,
traveling.
Gue
selalu membiasakan diri untuk membuat itinerary sebelum melakukan perjalanan.
Membuatnya dengan sangat detail, dari harus naik apa, harus keluar dari pintu
mana, hingga harus jalan ke arah mana. “Penyakit” ini, ngebuat gue jadi lebih
teliti sebelum melakukan perjalanan, bahkan berkali-kali lebih teliti. Ketelitian
itulah yang selalu jadi modal gue mempercayai itinerary gue.
Di
hari ketiga ini, gue menjadwalkan untuk menuju ke Melaka sesudah gue menjemput
dua orang teman gue yang menginap di salah satu hostel di Hongkong St.
Dikarenakan ini adalah perjalanan kedua gue ke Melaka dari Singapura, gue pun
cukup pede menuju Melaka, apalagi ditambah gue pernah nulis tentang How to get Melaka di blog, ya masa iya gue nyasar. Hehehehe.
Dari
Changi, gue dan Tanti berangkat jam 6 pagi, dikarenakan ini adalah tanggung jawab
gue untuk menjemput kedua orang itu, maka gue pun mengakali MRT. Gue beli 2
tiket MRT dengan 2 tujuan berbeda, yang satu tiket untuk menuju Clarke Quay
Station, dimana gue akan menjemput kedua temen gue, dan yang satu lagi tiket
dengan tujuan ke Woodlands Station, dimana ini adalah station MRT terakhir
sebelum gue berpindah ke bus untuk menuju Terminal Larkin Johor Bahru. Well,
sistem tiket MRT di Singapura memudahkan lo bisa naik turun MRT sesuka lo, lo
bisa pindah-pindah jalur MRT sebahagia lo, dengan catatan, lo gak bisa keluar
station sembarangan, lo cuma bisa keluar di station tujuan lo. So, meskipun
Tanti memiliki tiket dengan tujuan Woodlands Station, gue dan Tanti tetep bisa
bareng menuju Clarke Quay Station. Disaat gue keluar station dan menjemput
kedua temen gue di hostelnya, Tanti cuma perlu duduk dan nunggu gue di dalam
Station, nunggu gue balik dengan tiket baru dengan tujuan yang sama, Woodlands
Station. Hehehehe. Cara ini lumayan menghemat 2 SGD.
Tiket MRT |
Sesampainya
di Woodlands Station, kami berempat langsung keluar menuju letak pemberhentian
bus.
“Loh, kok beda ya neng”
Terang gue takjub dengan apa yang ada dihadapan gue.
“Kayaknya dulu gak
seramai ini, masa dalam 6 bulan udah berubah gini ya stationnya”
Tambah gue sambil jalan menembus keramaian station.
Begitu
sampai di lokasi pemberhentian bus, gue pun langsung beraksi dan mencari
Causeway Link Bus, menurut catatan yang ada diingetan gue, Causeway Link Bus
adalah satu-satunya bus untuk menuju ke Terminal Larkin Johor Bahru. Gue pun
mulai mondar-mandir kesana-kemari, dengan teliti gue baca semua plang penunjuk
nama bus, tapi sayangnya gak satupun plang tertulis bus yang gue maksud.
“Loh kok gak ada ya”
Gue mulai risau.
“Seingat gue, memang
stationnya gak begini sih bentuknya, letak pemberhentian busnya juga gak
begini” Gue makin galau.
Mulai
putus asa dengan kenyataan bahwa bus yang gue cari gak ada disana, gue pun
nyuruh Tanti untuk memastikan dan bertanya ke bagian informasi mengenai
Causeway Link Bus.
“Gak ada neng,
petugasnya tadi bilang Causeway Link Bus gak ada disini”
Terang Tanti seusai bertanya ke bagian informasi.
“Gak mungkin lah busnya
gak ada, lah aku pernah naik kok. Masa iya udah gak beroperasi”
Gue mulai ngotot, gak percaya dengan apa yang baru aja gue denger.
“Kalo busnya gak ada
berarti postinganku tentang cara menuju Melaka salah juga dong. Ish gak mungkin
lah! Kayak mana dulu aku sampe ke Melaka kalo semuanya salah. Lagian di
itinerary juga udah betul kok, turun di Woodlands Station”
Sambung gue makin ngotot.
“Lah tapi busnya beneran
gak ada neng” Terang Tanti trus memberi pengertian.
“Yowis, coba kamu
tanyain cara ke Johor Bahru gimana, naik bis no berapa”
Gue mulai mengalah.
“Ah, gak mungkin gue
salah turun station, ini beneran Woodlands Station kok, di itinerary juga
tertulis turun di Woodlands Station, tapi kok beda ya. Arghhh ..... masa gue
salah ketik?” Bathin gue masih bergejolak.
Peta jalur MRT |
Sambil
nunggu Tanti balik dari bagian informasi, gue pun bolak-balik peta MRT yang
selama ini jadi panduan gue naik MRT then HELL YEAH ! DISANA GUE NEMUIN TULISAN
KRANJI STATION. Tulisan yang ngebuat otak gue kembali memutar kembali adegan
perjalanan gue dulu, seakan-akan memberikan gambaran jelas bahwa gue SALAH
KETIK STATION. DYARRRR !!!! SEHARUSNYA GUE TURUN DI KRANJI BUKAN DI WOODLANDS
!!! HAHAHAHAHA
“Pantes aja semuanya
beda, dari turun MRT lihat keadaan stationnya gue udah curiga, ditambah
ngelihat keadaan pemberhentian busnya ini, hahahaha .... begonya gue”
Notes:
1. Panduan
yang gue tulis di blog ini bener, yang salah cuma itinerary gue, entah darimana
gue bisa nulis Woodlands disana. Hehehehe ...
Karcis bus |
2. Kalo lo
terlanjur melakukan kebodohan yang sama kayak gue. Lo bisa naik bis No. 950,
biayanya cuma 1,3 SGD. Entar begitu sampe di kantor pengecekan imigrasi Malaysia lo
tinggal oper ke bus No. 170, biayanya 1,5 MYR. Oiya selalu siapin uang pas kalo
naik bis, gak ada kembalian.
Cheers
~
hihihihi.... itulah sebabnya aku ga bisa traveling sendiri... ;p Harus ada yg nemenin, walopun mungkin sama2 buta arah, tp nth knpa jd lebih PD kalo ada temennya ;p
ReplyDeleteitinerary salah ditambah ingatan payah :(
DeleteMasih muda tapi udah pikunisasi
ReplyDeleteGpp buat pengalaman
gara-gara lupa ini malah ketemu orang baik yang bayari bus loh hehehehe
Deletekalo nggak lupa, yaa bukan manusia lah...
ReplyDeleteitu lupa atau nggak ingat? Lupa sama nggak ingat itu kayaknya konotasinya beda loooh