SEMUA ORANG PASTI KE(M)BALI
Bali
selalu menjadi destinasi impian bagi banyak orang. Siapa sih yang nggak mau ke
Bali? Semua orang pasti mau ke Bali, begitupun dengan saya. Saya masih ingat
bagaimana saya sangat memimpikan Bali. Beberapa tahun lalu, saya pernah
menonton salah satu liputan backpacking ke Bali. Dimana pengisi acaranya
memastikan bahwa hanya dengan Rp. 500.000 saja setiap orang bisa berlibur ke
Bali. Sayangnya, saat itu saya masih tinggal di Balikpapan. Bali terlalu jauh
dari jangkauan saya. Meskipun saya memiliki uang Rp. 500.000, itu tidak akan
cukup untuk ke sana.
Tanah Lot, Bali |
Bertahun-tahun
berlalu, impian untuk ke Bali masih sebesar pertama kali saya memimpikannya. Bedanya,
kini saya sudah tidak lagi tinggal di Balikpapan. Saya pindah ke Solo untuk
melanjutkan study saya. Bali semakin dekat, seharusnya. Namun kegiatan kuliah menyita
waktu saya dan membuat saya lupa akan Bali. 5 semester berlalu, Bali masih
terasa jauh untuk saya. Entahlah, apakah mungkin saya bisa ke Bali?
*********************************************************************
“Ghe,
itu beneran naik pesawat ke Bali cuma Rp. 100.000?”, seruan salah satu teman menghentikan
langkah saya.
Beberapa
bulan belakangan, saya mulai rajin mencari informasi mengenai promo beberapa
maskapai penerbangan. Dan pagi tadi, untuk pertama kalinya saya menemukan promo
penerbangan untuk ke Bali. Ke Bali dengan uang kurang dari Rp. 100.000. Saya
pun tidak mau melewatkannya.
“Ghe,
aku mau dong ikut ke Bali. Aku pengen ngajak mama ku Ghe. Mamaku belum pernah
naik pesawat. Mamaku dari dulu pengen banget bisa ke Bali. Aku ikut ya Ghe”, ucap
Diana bersemangat.
“Aku
juga Ghe, aku mau ikut”, Dessy ikut menimpali.
“Iya,
ayo loh! Ini aku mau ke warnet buat booking tiketnya”, balas saya mengiyakan
keinginan mereka.
Bali
adalah impian bagi saya awalnya. Kini Bali jadi impian bagi teman-teman saya
juga. Bali menjadi impian untuk Diana bisa mengajak mamanya berlibur bersama
dan mengunjungi destinasi impian mamanya. Bali juga menjadi impian untuk Diana bisa
merayakan ulang tahunnya di Bali bersama dengan mamanya. Bali menjadi impian
untuk Tanti dan mamanya Diana bisa naik pesawat untuk pertama kalinya. Bali juga menjadi
destinasi impian untuk Dessy dan Mbak Tina bisa berlibur dengan murah. Ya, Bali
memang hanya sebuah pulau, namun Bali adalah pulau impian untuk setiap orang
yang berani bermimpi.
Monumen Bom Bali |
Perjalanan
di Bali terbilang sangat singkat bagi kami semua. Meskipun terhitung 3H2M kami
di Bali, namun kami hanya punya waktu satu hari saja untuk berkeliling. Satu
hari padat yang tidak kami sia-siakan begitu saja. Kami berhasil mendatangi
hampir semua icon populer di Bali meskipun ini pertama kalinya bagi kami
berkeliling di Bali.
Me & Dessy |
Tanah
Lot adalah objek wisata pertama yang kami kunjungi. Bermodal peta yang kami
dapat dari hotel dan bertanya ke setiap orang yang kami temui di jalan, saya
dan Tanti berhasil membawa Diana dan mamanya, Dessy serta Mbak Tina ke tujuan. Meskipun
Tanah Lot berada di jalur yang berbeda dengan tempat-tempat yang akan kami
datangi setelah ini, saya tetap nekat menyempatkan diri ke Tanah Lot. Saya
penasaran dengan Pura Tanah Lot yang letaknya berada di tengah laut.
Kami sampai di Tanah Lot ketika air laut sudah mulai pasang. Karena penasaran ingin menyebrang, kami pun menerima tawaran salah satu orang disana untuk membantu kami menyebrang. Sesampainya di seberang, kami diminta untuk menyuci muka kami dengan air yang ada disana. Setelah itu, jidat kami semua ditempeli beras dan sebuah bunga disematkan di telinga kami. Awalnya saya pikir, itu proses penyucian sebelum kami masuk ke Pura. Ternyata setelah prosesi itu selesai, kami diantar kembali ke daratan. Loh kok? Saya bingung, apa memang Pura Tanah Lot tidak bisa dimasuki ya? Terus ngapain tadi kami bela-belain nyebrang?!#$#%
Kami sampai di Tanah Lot ketika air laut sudah mulai pasang. Karena penasaran ingin menyebrang, kami pun menerima tawaran salah satu orang disana untuk membantu kami menyebrang. Sesampainya di seberang, kami diminta untuk menyuci muka kami dengan air yang ada disana. Setelah itu, jidat kami semua ditempeli beras dan sebuah bunga disematkan di telinga kami. Awalnya saya pikir, itu proses penyucian sebelum kami masuk ke Pura. Ternyata setelah prosesi itu selesai, kami diantar kembali ke daratan. Loh kok? Saya bingung, apa memang Pura Tanah Lot tidak bisa dimasuki ya? Terus ngapain tadi kami bela-belain nyebrang?!#$#%
Beras di jidat dan bunga |
Garuda
Wisnu Kencana atau yang biasa disingkat dengan GWK adalah objek wisata kedua
yang kami kunjungi hari itu. Saya penasaran dengan Patung Dewa Wisnu yang
menunggangi Burung Garuda yang katanya akan menjadi patung terbesar dan
tertinggi di dunia. Kata Tanti sih, dulu waktu terakhir dia ke GWK pengerjaan
patungnya belum selesai. Bagaimana dengan sekarang?
GWK |
Kami
merasa beruntung karena kami datang ke GWK disaat Pertunjukan Tarian khas Bali
akan segera dimulai. Pertunjukan tarian ini biasa diadakan di Amphitheater dan
pertunjukan ini gratis untuk pengunjung GWK. Ya, meskipun tiket masuk ke GWK
bisa dibilang mahal tapi worth it lah. Apalagi setelah pertunjukan berakhir,
kami semua mendapatkan kesempatan untuk berfoto dengan para penarinya. Sayangnya,
Patung Dewa Wisnu yang menunggangi Burung Garuda ternyata belum selesai
pengerjaannya. “Masih kayak dulu”, ungkap Tanti saat itu. Entah kapan patung
itu selesai dan menjadi patung terbesar dan tertinggi di dunia, kita tunggu
saja.
Me & Mbak Tina |
Dari
GWK, kami beralih dan menuju ke Uluwatu. Begitu tiba, kami langsung disambut
oleh sekumpulan monyet. Awalnya sih saya ngeri, takut kalau-kalau saya dicakar
atau digigit. Hehehehe. Ternyata monyet-monyetnya sudah jinak. Saya sangat suka
dengan pemandangan yang ada di Uluwatu ini. Tenang suasananya.
Uluwatu |
Sepulangnya
dari Uluwatu, kami pun menyempatkan diri untuk mampir ke Pantai Suluban. Ya
ampun boo. Dari sekian banyak objek wisata yang kami datangi, Pantai Suluban
ini yang paling menyita energi kami. Mamanya Diana sampai menyerah dan memilih
menunggu kami di parkiran. Saya sih awalnya juga ingin menyerah, tapi karena
saya yang mengajak mereka kesini, saya pun malu mau menyerah. Pantai yang
terletak di celah karang raksasa ini cocoknya memang untuk Surfing, jadi
sesampainya di bibir pantai, kami cuma bengong dan kembali menaiki puluhan
tangga untuk pulang. Rasanya sia-sia energi yang kami buang untuk menuruni dan
menaiki anak tangga tadi. Fiuuhh.
Pantai Suluban |
Dari
Pantai Suluban, kami langsung menuju ke Pantai Jimbaran. Sudah lama saya sangat
ingin makan di Pantai Jimbaran ini. Kapan lagi, bisa makan di pinggir pantai
dengan gratis. Loh, kok gratis? Iya, kami semua ditraktir Diana dan mamanya
untuk merayakan ulang tahun Diana dan merayakan kebahagiaan mamanya bisa mengunjungi
Bali hari itu. Hehehehe. Setelah puas makan gratis, kami semua menutup hari itu
dengan sunset indah di Pantai Kuta. Satu hari yang melelahkan, tapi menorehkan
kenangan indah di hati kami semua.
Sunset di Pantai Kuta |
****************************************************************
Tanti
pernah bilang bahwa setiap orang yang pernah ke Bali pasti ke(m)Bali. Saya sih
enggak percaya. Tapi ternyata itu bener loh. Semenjak kunjungan pertama saya ke
Bali saat itu, terhitung sudah 3 kali saya ke Bali sampai hari ini. Kebetulan
atau tidak? Entahlah. Akankah saya ke(m)Bali lagi? Atau kini giliran kamu untuk
ke(m)Bali?
KKL Bali, Pantai Kuta |
Saya jadi pingin ke Bali lagi. Tapi ke bali utara di kabupaten Singaraja. Soalnya bali selatan sudah rame banget sama turis. Tapi ya iu, ke Singaraja itu 100 km lebih dari Denpasar. Mana jalannya nanjak lagi. Doh!
ReplyDeleteAku kalau ke Bali lagi pengen coba nusa dua >_<
Deletesaya dulu pernah sekali pergi ke Bali. banyak tempat menarik yang belum disinggahi, jadi pengen ke sana lagi :)
ReplyDeleteIya Bali selalu bikin pengen datang dan datang lagi :)
DeleteAhhh,, jadi pengen kebali juga, kapan pula bisa dapat tiket murah gitu,, :(
ReplyDeleteSering-sering cek promo AirAsia kak :D
DeleteBali yg aku suka daerah Ubudnya Win... mungkin krn bukan pantai yaa... ga doyan soalnya panas2an di pantai gitu :D
ReplyDeleteaku malah belum pernah ke Ubud. Eh pernah ding tapi cm numpang lewat. Gak tertarik ubud soale kayake nggak beda jauh sama Tawangmangu hehehe
Deletepas banget judulnya kembali, aku jadi ingin kembali lagi ke bali ga puas rasanya kalau belum mengekplore seluruhnya :D
ReplyDeleteAyo ke Bali lagi :D
DeleteHihi jadi pengen main ke bali lagi. BTW itu seriusan dapet tiket kurang dari 100 rb? :o
ReplyDeleteIya tiketnya cuma 60rb saja harganya PP :D
DeleteJudulnya bagus yaaaak! Hahaha. Suka!
ReplyDeleteThank you :D
DeleteSetuju banget dengan judulnya. Saya belum pernah dengar ada temen saya yang tidak ingin ke bali untuk yang kedua dan seterusnya..
ReplyDeleteIya semua pasti ke(m)Bali :D
Delete