JANGAN KE LOMBOK, NANTI KETAGIHAN!
 |
Uyeee.. Gue ada di Lombok! |
Perjalanan
ke Lombok Maret lalu adalah perjalanan pertama dimana gue menumpang di rumah
orang. Gue yang sebelumnya tidak begitu bersemangat dengan perjalanan ini,
dibuat terperangah dengan semua hal yang gue temukan selama perjalanan. Gue
yang masih belum tahu akan menginap dimana dan nantinya akan kemana selama gue
di Lombok terbantu dengan adanya Lombok Backpacker yang dengan hangatnya
menerima keberadaan gue. Melalui Lombok Backpacker, gue mengenal Mbak Anggi yang
menawarkan diri untuk mengantarkan gue ke Rumah Singgah sesampainya gue di
Bandara Internasional Lombok. Gue juga mengenal Mas Duta dan Mbak Fairuz yang
mengijinkan gue menginap di Rumah Singgah selama gue ada di Lombok. Dan di
Rumah Singgah ini, gue mengenal Keluarga Bapak dan Ibu Ihksan yang dengan tulus
menerima keberadaan gue dan membantu gue selama gue di Lombok.
Perjalanan
yang disponsori oleh tiket pesawat promo seharga Rp. 55.000 ini terbilang
sangat singkat. Rencana perjalanan yang seharusnya 3 hari 3 malam berubah
dikarenakan perubahan jadwal penerbangan yang seharusnya pagi menjadi sore
hari. Rencana gue untuk menginap di Gili Trawangan di hari pertama gue di
Lombok pun terancam gagal karena adanya perubahan jadwal penerbangan ini.
Meskipun begitu, gue yang awalnya berencana untuk menginap di bandara untuk
mengejar penerbangan pagi, sedikit beruntung dengan adanya perubahan jadwal
penerbangan yang ada. Ya, ada baik namun ada buruknya juga. Meskipun perubahan
jadwal penerbangan membuat perjalanan gue menjadi semakin singkat di Lombok
namun gue beruntung karena keluarga besar Lombok Backpacker memudahkan semuanya
hingga gue bisa mengunjungi banyak spot populer di Lombok. Perjalanan gue di
Lombok nggak akan berarti tanpa bantuan keluarga besar Lombok Backpacker. (Dear Lombok Backpacker)
Sebagai
seseorang yang tidak begitu menyukai pantai, gue sebenernya agak underestimate
dengan banyaknya informasi yang mengatakan bahwa pantai-pantai di Lombok itu cantiknya
nggak ketulungan. Meskipun sudah ditunjang dengan banyaknya foto yang menggambarkan
biru dan beningnya air laut disana, gue tetep nggak percaya dan menyangka semua
itu cuma editan. “Jaman sudah modern, yang butek bisa jadi biru kalau diedit
mah. Lah wong yang mukanya jelek aja bisa kayak artis korea kalau diedit,
apalagi pantai”, pikir gue sebelum menginjakan kaki di Lombok.
 |
Pantai Mawi, tetangganya Pantai Semeti |
Dengan
pemikiran seperti itu, gue yang hari ini akan diantar Bapak mengunjungi Pantai
Semeti, Pantai Mandalika atau yang biasa dikenal dengan Pantai Kuta, Tanjung
Aan, Batu Payung, dan Pantai Pink, dengan pedenya menolak membawa baju ganti
ketika Ibu mengingatkan gue karena heran melihat gue nggak bawa apa-apa selain
baju dan celana jeans pendek di badan. Ibu bahkan sempat bingung dengan gue
yang pede banget ngomong kalau gue nggak punya keinginan untuk nyebur ataupun
main air. Pikir gue waktu itu sih, palingan pantainya sama aja seperti pantai-pantai
yang sudah pernah gue datengin selama ini, biasa aja, rame dan panas.
Bermodal
kaos, celana jeans, sandal, duit pas-pasan, serta kamera, gue pun memulai
perjalanan di hari kedua gue di Lombok ini dengan ditemani oleh Bapak. Rencana
awal dimana gue akan meminjam motor Mbak Fairuz untuk mengunjungi Gili
Trawangan berubah dikarenakan Bapak dan Ibu ingin mewujudkan keinginan gue
untuk mengunjungi Pantai Pink. Walaupun sebenernya Pantai Pink sangat mustahil
dikunjungi karena kondisi jalanannya yang rusak parah, namun Bapak bersikeras
mengantarkan gue ke Pantai Pink. Karena selain Gili Trawangan, Pantai Pink
adalah pantai yang pengen banget gue kunjungi karena gue penasaran dengan pasir
pantainya yang katanya warna merah muda itu. FYI, semua orang membutuhkan waktu
paling nggak 2 hari untuk mengunjungi semua lokasi seperti yang gue sebutin di
atas. Namun dengan bantuan bapak yang dengan tulus mengantar gue dengan mobilnya,
gue mengunjungi semua lokasi itu dalam 1 hari. Yah, gue bener-bener cuma
butiran debu tanpa kebaikan Bapak dan Ibu Ihksan yang dengan
tulus membantu gue.
 |
Gue di Pantai Semeti |
Pantai
Semeti adalah pantai pertama yang gue kunjungi hari ini. Pantai yang katanya
masih perawan karena jarang dijamah ini biasa disebut Pantai Krypton karena
memiliki batu-batuan yang tersusun secara alami dan membentuk seperti Planet
Krypton. Pantai Semeti ini terletak berdekatan dengan Pantai Mawi dan Pantai
Mawi inilah yang berhasil menghipnotis gue hingga gue teriak-teriak nyesel kenapa
gue nggak bawa baju ganti?!! Gradasi warna biru tua hingga biru tosca serta
beningnya air laut ditambah nggak ada siapapun selain gue dan Bapak di Pantai
Mawi ini, membuat gue pengen banget nyemplung dan main air! Gue nyesel banget
nggak dengerin Ibu dan Bapak untuk bawa baju ganti! Gue lebih nyesel lagi
karena sudah beranggapan bahwa keindahan Pantai-Pantai di Lombok cuma editan
belaka! Gue salah! Pantai di Lombok itu cantiknya nggak ketulungan bray! Gue
yang nggak pernah suka pantai, langsung pengen gulung-gulung di pasir pantai
saking takjubnya sama Pantai Mawi. Boo, ini baru pantai pertama loh. Baru
pantai pertama tapi sudah bikin mupeng dan nyesek karena nggak bisa nyebur.
Aaaaaaarrgghhhhh, gue pengen ke Pantai Mawi lagi. Pengen nyebur! Pengen
gegulungan di pasir pantai. Pengen kejar-kejaran ala film India.
Arrrggghhhhhhhh! Kangen! Kangen banget sama Lombok!
 |
Yakin lihat beginian nggak pengen nyemplung? |
Setelah
puas manyun karena nggak bisa nyebur dan main air di Pantai Mawi, gue dan Bapak
melanjutkan perjalanan ke Pantai Mandalika atau yang biasa disebut Pantai Kuta.
Dibandingkan Pantai Kuta yang ada di Bali yang selalu ramai dan sekarang nggak
terawat karena banyaknya sampah, Pantai Kuta yang ada di Lombok ini jelas
sepuluh kali lebih keren! Lebih sepi! Gradasi air lautnya juga lebih menggugah
selera untuk nyemplung dan bengong serta bersyukur karena Tuhan menciptakan
Bumi dengan keindahannya yang luar biasa. Arrrgggghhh, TOP banget lah pokoknya!
 |
Tanjung Aan |
Nggak
berhenti di Pantai Mandalika, Tanjung Aan yang terletak nggak jauh dari Pantai
Mandalika juga nggak kalah keren bray! Lekungan garis pantai ditambah sepoi
angin dan gradasi warna laut yang ceto (bahasa Jawa yang artinya juelassss
banget) banget bikin gue nggak bisa ngomong apa-apa! You really need to see
this beach by yourself! Apalagi pemandangan dari bukit yang ada di Tanjung Aan,
duh meleleh meleleh deh. Nikmat Tuhan mana lagi yang gue dustakan! Uapike puoool
sob! Lo asal motret pun pasti ke capture sob keindahannya! Nggak perlu kamera mahal,
nggak perlu pinter motret, nggak ngerti teknik photography pun lo tetep bisa
mengabadikan keindahan Tanjung Aan ini! Suer dah! Nggak percaya? Kesono gih
cepet! Buktikan sendiri!
 |
Cuma gue yang ada di Tanjung Aan :( Kamu nggak mau nemenin? |
Anyway,
dari Tanjung Aan ini gue berencana untuk ke Batu Payung. Lokasi Batu Payung ini
adalah lokasi yang digunakan disalah satu iklan rokok berinisial Dunhill! Ealah
kok kesebut. Hehehehe. Ya, kalau lo punya tivi dan cukup hobi memperhatikan
iklan, you will know lah kalau Batu Payung ini adalah lokasi dimana ada batu
gede banget dengan bentuk seperti wajah manusia. Awalnya sih, gue pengen
batalin rencana gue untuk ke Batu Payung ini karena gue nggak punya uang untuk
nyewa perahu. Jadi karena batu payung ini terletak cukup jauh dari Pantai
terdekat, dan nggak bisa dilalui mobil ataupun sepeda motor, maka penduduk
sekitar menyewakan perahu untuk mengantar pengunjung mencapai Batu Payung. Dan
karena gue nggak punya uang untuk menyewa perahu, gue pun meminta Bapak untuk
langsung melanjutkan perjalanan ke Pantai Pink.
 |
Cantik ya? |
Belum
lama mobil berputar untuk melanjutkan perjalanan ke Pantai Pink, Bapak
menjelaskan bahwa kalau gue pengen banget ke Batu Payung, gue bisa kesana
dengan berjalan kaki, tapi ya itu jauhnya sekitar 2 Km dari Pantai terdekat.
Karena berpikir sudah sampai sejauh ini, dan kurang 2 Km lagi gue bisa sampai
ke Batu Payung, gue pun meminta bapak untuk memutar balik. “Winda jadi ke Batu
Payung pak, nggak apa-apa jalan kaki”, ucap gue disambut tawa Bapak yang sedari
tadi heran memperhatikan gue kebingungan. Gue yang nggak mau lebih lagi
merepotkan Bapak pun meminta Bapak untuk menunggu gue di Pantai dan mengijinkan
gue untuk berjalan kaki sendiri. Sayangnya, Bapak menolak. Bapak nggak mau
meninggalkan gue jalan kaki sendirian. Di tengah panasnya terik matahari di
siang bolong, gue akhirnya ditemani Bapak berjalan kaki ke Batu Payung. Honestly,
waktu itu gue ngerasa seperti orang bego sebenernya. Andai gue punya uang
lebih, gue pasti lebih milih nyewa perahu untuk ke Batu Payung. Gue nggak tega
melihat Bapak kepanasan nemenin gue jalan. Kalau tau Bapak bersikeras nemenin
gue jalan kaki, gue pasti lebih milih untuk langsung ke Pantai Pink aja. Nggak
ke Batu Payung toh nggak masalah. Arrgghh, gue berasa payah banget waktu itu. Gue
bener-bener nyesel banget jalan-jalan dengan duit terbatas. Gue bener-bener merasa
jadi orang yang nggak tahu diri dan nggak berguna banget! Duit gue yang tersisa
Rp. 185.000 nggak akan cukup buat gue pulang ke Solo kalau gue pakai buat sewa
perahu seharga Rp. 100.000. Duh Gusti! Sudah merepotkan Bapak untuk mengantar
berkeliling Lombok, sekarang gue kembali merepotkan Bapak dengan mengantar gue
berjalan kaki di bawah teriknya panas matahari. Oh Tuhan, betapa menyedihkannya
gue!
 |
Batu Payung ada di balik Bukit itu |
Ya,
Batu Payung memang hanya sebuah batu dengan bentuk seperti wajah manusia. Namun
perjalanan ke Batu Payung mengajarkan gue banyak hal. Smart Traveler bukanlah
pejalan yang bisa menghabiskan uang sesedikit mungkin untuk jalan-jalan. Smart
Traveler adalah pejalan yang dengan bijak mempersiapkan segala sesuatunya, dan
uang adalah salah satu hal yang sangat harus dipersiapkan dengan bijak. Selain
itu, gue juga belajar bahwa ternyata masih ada banyak orang baik di luar sana. Sebaik Bapak Ihksan. Meskipun gue hanya orang
asing yang menumpang menginap di rumahnya namun dengan sangat tulus beliau
membantu gue, gue yang bahkan sampai saat ini belum bisa membalas kebaikannya. Yah,
semoga lain waktu gue bisa kembali mengunjungi Lombok dengan keadaan yang lebih
baik, at least punya duit banyak lah. Amin.
 |
Batu Payung |
Air
kelapa muda dari pedagang di pinggir pantai sedikit mengobati rasa lelah gue
dan Bapak. Seusai Sholat, Bapak kembali mengantar gue untuk melanjutkan
perjalanan ke Pantai Pink. Jalanan ke Pantai Pink benar-benar rusak parah.
Lagi-lagi gue kembali sungkan karena sudah meminta bapak untuk mengantar gue
kesana. Duh Gusti!
 |
Ini yang motret Bapak loh |
Kami
sampai di Pantai Pink ketika sore hampir hilang. Pengunjung di Pantai Pink pun
hanya beberapa orang saja dan mereka pun sedang bersiap untuk pulang. Gue yang
curious dengan pasir pantai yang ada di pantai ini pun langsung ngacir ke bibir
pantai. “Loh pak kok pasirnya nggak Pink?”, tanya gue bingung melihat pasir
pantai yang warnanya nggak ada pink-pinknya. Bapak menjelaskan bahwa pasir
pantai disini akan berubah warna ketika air laut baru menyapunya. Gue yang
masih penasaran pun langsung memperhatikan dan bener, pasir pantai baru
terlihat merona ketika air laut baru menyapunya. Pasir pantai yang bercampur dengan
serpihan karang berwarna merah menjadikan pasir disini mampu merona seperti
pipi gue kalau sedang jatuh cinta. Sayang, kamera gue kehabisan baterai di
Pantai Pink ini, sehingga gue langsung mengajak Bapak pulang meskipun moment
sunset hanya tinggal hitungan beberapa menit saja. Well, meskipun gue
melewatkan moment sunset disana tapi gue sudah sangat bahagia! Gue bahagia dan
puas banget! Semua lokasi yang biasanya ditempuh dalam waktu 2 hari dan sangat
mustahil ditempuh dalam waktu 1 hari bisa gue tempuh dalam sehari bersama Bapak!
Hehehe. Terimakasih banyak pak! Terimakasih telah membuat perjalanan singkat
saya di Lombok menjadi sangat berarti!
 |
Pantai Pink di sore hari |
 |
Karang merah yang membuat pasir di Pantai Pink merona |
By
the way, untuk kisah perjalanan di hari ketiga gue di Lombok, silahkan meluncur
kesini ya (Terdampar di Gili Trawangan)! Dan untuk foto-foto lengkap di setiap lokasi, I will publish it in
another post! Psstt.. Jangan
ke Lombok, pasti ketagihan!
...ada pantai dengan nama saya....
ReplyDeleteEh iya bener, namanya sama :D
Deletemmmm, aku jg ga suka pantai win... Tapi baca ceritamu jd pgn buktiin apa aku bakal guling2an jg ngeliat pantainya sebiru ini ya ;p.. Belum ada rencana ke Lombok sih dalam wkt deket... ntr deh di susun rencana kesana :D
ReplyDeleteMasukin Lombok ke bucket list mu mbak! Yakin deh pasti gegulingan n langsung suka pantai begitu ke Lombok :D
Deletesayangnya di Indonesia ga semua orangnya menghargai apa yang ada di dalam negrinya sendiri, dan malah milih ke luar negri
ReplyDeleteGak semua orang yg ke luar negri gak menghargai apa yang ada di Indonesia loh :D kadang kita perlu tahu jg apa yg ada di luar sana biar gg jadi katak dalam tempurung :D
DeleteLombok emang keren banget. Saya belum sempet explore banyak daerah Lombok, mudah2an next time kesampaian.
ReplyDeletewww.littlenomadid.blogspot.com
Aku pun belum sempat explore banyak soalnya mepet sama waktu :( Next time mau balik lagi dan puas2in main di Lombok :D
DeleteJdi makin menggebu pingin ke lombok
ReplyDeleteSmoga bs dpet jg promo pesawat spertimu..*ngiri*
Hahahaha itu promo tahun lalu belinya, tahun ini cari promo kayak gt lg malah gg ada #KZL :( Padahal pgn beli lagi kalo ada >_<
Deleteeh hati-hati di pantai semeti. Ombak Pantai Semeti sudah menelan korban...
ReplyDeleteIya, kemarin sempet baca kabarnya di Lombok Backpacker :( Kesana harus hati2 skrg :'((
DeletePantai di Lombok ini emang emejing bingits. Jadi kangen main-main di sini. Itu batu payungnya yang lebih langsing kayaknya udah berubah banyak sejak saya ke sini terakhir. Kok kayak banyak yang gempil ya? :'(
ReplyDeleteWaduh emang dulu gg gitu ya bentuk Batu Payungnya? Aku baru sekali kesitu sih jd ndak tau dulunya gmn hehehe
DeleteKalau menjelajahi semua pantai, butuh berapa lama ya di Lombok?
ReplyDeletesebulan pun gg akan cukup kayaknya :D
DeleteEh murah yaa dapat promo Rp. 55 ribu, duh kapan lalgi ada promo segitu #NgarepLagi ... Btw aku sudah jatuh hati dengan lombok khususnya GILI TRAWANGAN, enak banget woles2 3 hari disana kayak orang bener hahaha
ReplyDeleteIya nih Citilink udah nggak pernah promo lagi Mas Cum :(
DeletePantai-pantai cantik dan yang tak kalah menarik cerita tentang budget yang dikeluarkan.Pengalaman yang luar biasa mba.
ReplyDeleteTerimakasih :D
Delete