MENGAGUMI WAT ARUN DI KALA SENJA
Perjalanan
saya ke Bangkok Desember lalu memang sangat singkat. Saya dan Kak Fanny hanya
memiliki waktu satu hari saja untuk berkeliling Bangkok. Awalnya sih, Bangkok
tidak termasuk dalam daftar kunjungan kami. Tapi karena Kak Fanny mengambil
penerbangan dari Bangkok maka mau tidak mau kami harus ke Bangkok di hari
terakhir kami. Wuih, saya senang bukan main ketika Kak Fanny memberitahu saya tentang
itu. Sekali traveling, 3 kota di Thailand saya datangi.
Kompleks Wat Arun |
Dikarenakan
kami hanya memiliki waktu satu hari, maka kami harus benar-benar
memanfaatkannya dengan baik. Setiap kali Kak Fanny tanya saya mau kemana,
jawaban saya cuma satu, “Saya ingin ke Wat Arun di saat senja”. Meskipun Wat
Arun berarti kuil fajar namun banyak orang bilang bahwa Wat Arun juga cantik di
saat senja. Jadilah, saya penasaran. Saya ingin membuktikannya.
Satu
hari berkeliling Bangkok sudah jelas pasti kurang, tapi kami sangat beruntung
karena kami ditemani Kak Poppy saat berkeliling. Berkat Kak Poppy, kami
berhasil memanfaatkan 1 hari kami dengan baik. Kami berhasil mengunjungi
Chatuchack, MBK, Wat Pho, Wat Arun dan Asiatique dalam satu hari.
Melelahkan?
Jelas! Tapi saya sangat puas. Terimakasih ya Kak Poppy.
Dari
pagi sampai siang hari, kami berburu oleh-oleh di Chatuchak dan MBK. Meskipun
kunjungan ke Bangkok tidak direncanakan tapi saya sangat beruntung karena
datang di saat Weekend. Saya jadi bisa mampir ke Chatuchak Weekend Market. Ya,
meskipun akhirnya saya nggak beli apa-apa. Hehehe. Mahal-mahal boo, lebih murah
di Night Bazaar Chiang Rai. Ciyus.
Puas
berbelanja oleh-oleh di Chatuchak dan MBK, kami bertiga langsung melanjutkan
perjalanan ke Wat Pho. Kak Poppy mengajak kami menggunakan Tuk Tuk untuk
mempersingkat waktu. Benar saja, kami tidak perlu bergonta-ganti angkutan umum,
kami langsung sampai di depan Wat Pho dalam waktu singkat. Meskipun
satu-satunya tempat yang ingin saya datangi adalah Wat Arun. Tapi saya sengaja
menyelipkan Wat Pho, rasanya kurang afdol kalau ke Bangkok belum foto bareng
Sleeping Budha. Iyes toh?
Dari
Wat Pho, kami beranjak menuju Siriraj Forensic Museum. Kami bertiga berjalan
menuju Dermaga Tha Tien Pier untuk naik ferry. Dari
dermaga ini, Wat Arun sudah nampak dengan sangat jelas. Ya, Wat Arun berada
tepat di seberang Dermaga Tha Tien Pier ini. Tapi, karena kami ingin ke Siriraj
Forensic Museum terlebih dahulu, maka saya cuma bisa menelan ludah ketika
melihat Wat Arun di depan mata. Glekk!
Ferry untuk ke Wat Arun |
Tidak
lama menunggu, Ferry datang dan kami bertiga langsung bersiap untuk naik.
Sebelum naik, Kak Poppy memastikan terlebih dahulu bahwa Ferry ini akan
melewati Dermaga Siriraj. Ferry sangat penuh saat itu. Saya bahkan tidak
kebagian tempat untuk duduk. Saya berdiri di samping Kak Poppy dan Kak Fanny,
memastikan bahwa saya nanti nggak tertinggal. Lah wong di antara kami bertiga,
saya ini yang paling nggak ngerti apa-apa. Kak Poppy sudah lama tinggal di
Bangkok. Kak Fanny sudah beberapa kali ke Bangkok. Saya? Ini kali pertama saya
ke Bangkok. Nantinya Ferry akan turun di dermaga mana pun, saya nggak tahu. Hehehe.
Jadi ya sebisa mungkin saya harus terus membuntuti Kak Poppy untuk amannya.
Petugas
di Ferry mengingatkan bahwa tidak lama lagi kami akan sampai di Dermaga Siriraj.
Kak Fanny dan Kak Poppy berdiri dan saya mengikutinya dari belakang. Keadaan
Ferry yang penuh membuat saya agak kesulitan mengikuti Kak Poppy. Ferry
berlabuh sebentar untuk menurunkan penumpang dan saya pun langsung turun
mengikuti Kak Poppy. Ferry pergi dan kami dibuatnya shock seketika. “KAK FANNY
MANA?”. Saya langsung teriak begitu menyadari bahwa Kak Fanny tidak ada di samping
saya. “Loh, tadi Kak Fanny di sampingku kok, tapi kok nggak ada?”. Saya kelabakan
seperti cacing kepanasan. “Alamak, Kak Fanny pasti belum turun dari Ferry”.
Saya lemas seketika. “Selamat tinggal Kak Fanny”. *Dadah-dadah ke Ferry*
*Dikeplak Kak Fanny*
Lutut
saya lemas. Sungguh durjananya saya, sudah dibayari jalan-jalan, malah meninggalkan
Kak Fanny di Ferry sendirian. Ya, ampun!
Saya
dan Kak Poppy bingung. Mau nelpon, saya nggak punya pulsa, mau ngejar pakai
Ferry lain, saya nggak tahu di dermaga mana Kak Fanny turunnya, mau berenang,
saya lupa bawa bikini. HIH! Saya harus bagaimana?!
Setelah
pemikiran panjang, saya dan Kak Poppy pun memutuskan untuk menunggu Kak Fanny di
Dermaga Siriraj. Daripada nanti kucing-kucingan dan malah nggak ketemu. Kami
hanya bisa berharap bahwa Kak Fanny nanti naik Ferry lain dan turun di Dermaga
ini.
Chao Praya |
Satu
menit, dua menit, tiga menit, empat menit. Sudah lebih dari 5 menit tapi belum
ada Ferry yang berlabuh di dermaga. Saya makin gusar. Saya buka tas dan
menemukan dompet Kak Fanny terselip di dalam sana. Alamak! Kak Fanny kan nggak
bawa uang sama sekali! MODYAR! Piye carane Kak Fanny bisa kembali kemari?! Kak
Fanny bayar Ferry pakai uang apa?! Aduh, Kak Fanny, I’m Sorry!
Saya
makin gusar, setiap kali ada Ferry yang datang, saya langsung mengecek apakah
ada Kak Fanny disana. Huft! Nggak ada! Apa Kak Fanny juga nungguin kami seperti
yang kami lakukan sekarang ya?! Aduh, Kak Fanny where are you? Kalau sama-sama
nunggu ya nggak akan ketemu. Aku susulin nggak ya, aduh Barbie pucing!
Entah
sudah berapa lama kami menunggu, tiba-tiba ada Ferry yang menepi dan Kak Fanny berdiri
di sana! Oh Tuhan! Terimakasih! Ternyata ada Monk yang tahu bahwa Kak Fanny tertinggal di Ferry. Monk tersebut menyuruh Kak Fanny
turun di dermaga selanjutnya dan naik Ferry dengan rute sebaliknya. Monk tersebut bahkan ngasih uang untuk ongkos Ferry. Ya, ampun! Monknya baik banget! Nggak tahu deh kalau nggak
ada Monk itu saat itu. Mungkin sampai saat ini Kak Fanny belum diketemukan.
Halah! Lebay! Hehehe. Anyway, terimakasih banyak Monk! Tuhan memberkati.
Rencana
untuk mengunjungi Siriraj Forensic Museum musnah sudah. Setelah mengelilingi
Siriraj University, kami tidak berhasil menemukannya. Jam kunjung juga sudah
lewat. Kami pun bergegas menuju Wat Arun dengan Ferry. Kali ini, saya
benar-benar berada di belakang Kak Fanny. Jangan ada drama terulang lagi di antara
kita ya kak. Hehehe.
Wat Arun |
Wat Arun |
Sampai
di Wat Arun, saya langsung mempersiapkan kamera saya. Saya menunggu senja yang
dibicarakan banyak orang. Katanya kalau pas sunset, siluet Wat Arun cantik
sekali. Tapi, senja berlalu. Nggak ada moment sunset yang saya tunggu-tunggu.
Matahari tertutup awan. Ya, meskipun agak kecewa, saya dan Kak Poppy pun
memutuskan untuk masuk ke Wat Arun. Kami pergi ke loket dan loket sudah tutup.
Petugas di sana mengijinkan kami untuk naik ke Wat Arun sebelum pintu gerbang
ditutup dengan gratis. Lah? Saya pun berlari ke gerbang masuk. Yah, gerbangnya
sudah ditutup. Melihat raut wajah saya kecewa, salah satu wisatawan yang baru
keluar dari Wat Arun memberitahu saya untuk masuk melalui pintu keluar. Saya
pun berlari ke arah pintu keluar. Ada penjaganya! Kak Poppy meminta ijin dan
kami diijinkan untuk masuk sebentar. Hehehe lumayan! Saya dan Kak Poppy
langsung menaiki tangga menuju puncak Wat Arun. Baru sampai di pelataran
pertama, kami sudah disempriti dengan peluit. Petugas tadi menyuruh semua
wisatawan yang tersisa untuk segera turun karena hari mulai gelap. Nggak
menyia-nyiakan kesempatan saya pun beberapa kali memotret pemandangan dari
atas. Cakep banget viewnya! Mungkin akan lebih cakep lagi kalau dari puncak ya.
Semoga one day bisa kesini lagi dan sampai puncak! Amin.
Curamnya tangga di Wat Arun |
Pemandangan dari Wat Arun |
Peluit
dari petugas di bawah semakin nyaring saja terdengar. Saya langsung mengajak
Kak Poppy untuk turun. Melewati pintu keluar, saya menoleh ke Wat Arun. Saya
masih enggan meninggalkannya. Hari semakin gelap, saya masih terus
memperhatikan Wat Arun di hadapan saya. Lampu-lampu mulai dinyalakan. Warna
merah, biru, pink, hijau. Wat Arun disoroti lampu berwarna-warni. “Cantiknya”.
Ceplos saya jujur.
Senyum! |
Wat Arun |
Wat Arun |
Wkwkwkwkwkw..... ya ampun cerita ketinggalannya ditulis juga :D...
ReplyDeleteItu cantik bgt foto yg di atas win... ^o^ Nyesel ga ikut naik..tp apa daya yaa... kakiku dah ga kuat hihihii...
Next pasti bisa kesana lagi ;)
lah yang bikin seru kan memang cerita kak fanny yang tertinggal jadi ya harus diabadikan dalam tulisan :D
Deleteini niih.. salah satu tempat yg bikinsaya pengen bangeed ke bangkok..
ReplyDeletebaca aja udah ngiler apalagi pas disana..
Iya, gue pun pengen ke Bangkok cuma pengen lihat Wat Arun :D
DeleteAhhh wat arun cantik banget yaaa kalo soreee..lampu2nya bikin wat arun makin cantiik
ReplyDeletewaktu kesana jam 12 itu panasssnya minta tolong dehh , saya sempet nyobain sampe paling atas, naik tangganya ampun ampunan deh curammm banget 😝😝
Ah kalau siang aku sih ogah kayaknya ke Wat Arun. Pengalaman dulu ke Borobudur pas siang bolong nggak bisa nikmatin blas XD
DeleteIya, tangganya curam banget. Pas mau turus sambil disempriti petugase agak deg-degan uiy lewati tangganya
enak ya bisa berkliling dunia berkunjung kenegara-negara ... hemmm jadi kepingin :D
ReplyDeleteBelum keliling dunia, baru ke negara-negara tetangga kok :')
Delete