MENGENAL TRANSPORTASI UMUM DI CHIANG RAI
Salah
satu hal yang paling saya sukai dari perjalanan saya ke Chiang Rai Desember
lalu adalah ketersediaan transportasi umumnya yang beragam. Saya yang awalnya
berpikiran untuk menyewa sepeda motor untuk meng-explore kota ini langsung
membatalkannya ketika saya tau bahwa semua destinasi wisata yang ada di Chiang
Rai dapat dicapai dengan menggunakan transportasi umum. Ya, rute yang jelas dan
ketersediaan transportasi umumnya yang banyak sangat memudahkan perjalanan saya
kala itu. Meskipun itu kali pertama saya menginjakan kaki disana namun saya
tidak pernah sekalipun merasa kesulitan dalam menggunakan transportasi umum
yang ada. Kalau pun saya bingung mau naik apa, Tourism Office yang ada di Terminal
Bis 1 dapat memberikan jawaban untuk setiap pertanyaan saya.
 |
Terminal Bis 1 Chiang Rai |
Sebelum
saya membahas lebih jauh mengenai keberagaman transportasi umum yang ada di
Chiang Rai. Mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan provinsi paling Utara
Thailand ini. Tak kenal maka tak sayang kan? Jadi supaya kita bisa saling
menyayangi mari kita saling berkenalan. Hehehe. Uopo toh iki!
Chiang
Rai adalah salah satu provinsi yang ada di Thailand. Provinsi ini terletak di
Utara Thailand dan berbatasan langsung dengan Myanmar dan Laos. Bagi traveller
yang memiliki hobi mengumpulkan cap di paspor mereka, maka Chiang Rai adalah
destinasi yang tepat untuk kalian. Karena dengan mengunjungi Chiang Rai, kalian
dapat dengan mudah mengunjungi Tachileik (kota perbatasan Myanmar) serta Don
Sao (kota perbatasan Laos) sekaligus. Menarik bukan? Sekali jalan, bisa dapat 3
cap negara sekaligus. Hehehehe.
 |
Keadaan di dalam Terminal Bis 1 |
Sayangnya
banyak wisatawan yang belum mengenal Chiang Rai. Banyak wisatawan yang lebih mengenal Chiang Mai dibanding Chiang Rai. Biasanya
mereka menginap di Chiang Mai dan mengikuti paket tur yang banyak disediakan di
Chiang Mai untuk meng-explore setiap destinasi wisata yang ada di Chiang Rai.
Nggak salah sih, hanya saja buat saya pribadi, saya lebih suka menginap di
Chiang Rai. Meskipun Chiang Rai tidak sebesar Chiang Mai namun dengan menginap
di Chiang Rai saya bisa belajar banyak, belajar ngeteng dengan transportasi umum
yang ada disana misalnya.
Karena
duduk diam di dalam van dan mendengarkan pemandu wisata berbicara bukanlah
style saya, maka mari kita mulai saja perkenalannya.
Taxi
Meter
Sebagai
budget traveller, Taxi itu seperti momok yang mengancam kelangsungan isi dompet
saya, jadi sebisa mungkin saya selalu menghindari untuk naik Taxi dimanapun
saya berada. Namun karena waktu itu saya dan Kak Fanny sampai di Chiang Rai
sudah lewat jam 10 malam dan satu-satunya transportasi umum yang saat itu tersedia
di Bandara Mae Fah Luang adalah Taxi, maka mau nggak mau saya dan kak Fanny pun
memilih Taxi untuk mengantarkan kami ke hotel.
 |
Taxi Chiang Rai |
Seakan
tidak percaya dengan supir Taxi-nya, kami sempat was-was kalau-kalau nanti kami
diajak berputar-putar di kota untuk membengkakkan biaya. Gimana nggak was-was,
lah wong kami berdua sama-sama nggak tahu dimana letak hotel kami berada,
diajak muter-muter pun pasti kami pasrah. Hehehehe. Tapi untungnya malam itu
supir Taxi kami tidak melakukan apa yang kami tuduhkan sebelumnya. Dia langsung
mengantarkan kami ke hotel dengan biaya yang sebenarnya tertera hanya 70 baht
namun dia meminta 100 baht. Huhuhuhu. Nggak diajak muter-muter sih, tapi
harganya tetep aja dinaikin. Dan ya, karena Kak Fanny baik, si supir malah
dikasih 140 baht. Tepuk tangan. Hehehehe.
Taxi
di Chiang Rai menggunakan jarak sebagai patokan harganya. Jadi berdasarkan
pengalaman saya, nantinya disaat pertama kali naik dan duduk manis di dalam Taxi,
supir Taxi akan menjelaskan ke kalian tentang cara perhitungan biaya Taxi.
Kalau disini istilahnya buka pintu kali ya, nah biaya buka pintunya itu sebesar
30 baht dan biayanya akan bertambah 10 baht tiap 1 Km-nya. Penjelasan tentang
ini juga ada print outnya yang ditempel di bagian belakang bangku depan, jadi
kalian bisa baca-baca to make sure penjelasan si supir bener. Nah, karena jarak
dari Bandara ke pusat kota nggak begitu jauh, naik Taxi pun pasti nggak akan
menyentuh angka 100 baht.
Songthaew
Songthaew
ini adalah mobil pick up yang sudah dimodifikasi dan digunakan sebagai
transportasi umum di dalam kota. Nggak Cuma di Chiang Rai, di Chiang Mai dan Bangkok,
di beberapa kota di Thailand lainnya pun, Songthaew ini pasti ada. Kalau di
Indonesia, Songthaew ini ibarat angkot lah ya.
 |
Songthaew |
Karena
jarak hotel kami dari Terminal Bis 1 lumayan jauh, beberapa kali kami naik
Songthaew untuk menuju Terminal Bis 1. Berdasarkan pengamatan saya,
masing-masing Songthaew di Chiang Rai sudah memiliki rutenya sendiri. Jadi
meskipun warnanya sama, jangan asal naik, pastikan dulu ke si supir tentang
tujuan kalian. Kalau saya nggak salah, jauh dekat biaya naik Songthaew ini
adalah 20 baht per orangnya. Harga itu berdasarkan pengalaman naik dari hotel
ke Terminal Bis 1 dan berdasarkan ngintipin orang lokal tiap kali mereka bayar
ongkos Songthaew waktu kami menuju ke White Temple. Oiya, Songthaew jurusan
White Temple ada sendiri ya, saya beberapa kali pernah lihat, jadi jangan mau
kalau disuruh booked satu Songthaew untuk nganter ke White Temple. Pokoknya
start setiap perjalananmu di Terminal Bis 1 ajalah. Pengalaman kami kemarin,
gara-gara dari hotel naik Songthaew yang bukan jurusan ke White Temple, si
supir malah ngira kami mau booked dia, dan minta 300 baht. Huhuhuhu. Murah sih
kalau rame-rame ke White Temple-nya, lah kami cuma berdua, yasudahlah, cuma
bisa ngelus dada, dadanya Jupe.
 |
Bagian belakang untuk naik penumpang |
Tuk
Tuk
Tuk
Tuk ini adalah kendaraan bermotor beroda tiga yang juga digunakan sebagai
transportasi umum di dalam kota. Kalau saya perhatikan, transportasi umum di
Thailand dan Indonesia itu mirip mirip lah ya. Seperti Tuk Tuk ini, kalau
diperhatikan dengan seksama mirip dengan Bajaj. Ya tapi ini versi okenya sih,
lebih lapang dan nggak seberisik Bajaj. Hehehehe.
 |
Tuk Tuk |
Lagi-lagi
karena jarak hotel kami dan Terminal Bis 1 yang lumayan jauh, kami beberapa
kali naik Tuk Tuk dari dan ke hotel. Meskipun nggak ada Tuk Tuk yang ngetem di
sekitaran hotel kami, namun kami beruntung karena beberapa kali menemukan Tuk
Tuk yang baru mengantarkan penumpangnya. Sebagai perbandingan, ongkos naik Tuk
Tuk dari hotel ke Terminal Bis 1 dan sebaliknya adalah 60 baht. Tapi biasanya
kami selalu menawar 50 baht. Kalau beruntung sih bisa dapat 40 baht. Hehehehe. Beda
tipis lah ya dengan ongkos Songthaew.
 |
Tuk Tuk |
Oiya,
Tuk Tuk di Chiang Rai juga bisa di booked untuk keliling kota, biasanya mereka
menyediakan print out harga dan tujuan wisatanya. Sebagai gambaran, ke White
Temple mereka pasang harga 300 baht, sama kayak Songthaew. Kalau dalam kota
seperti Clock Tower Chiang Rai 40 baht saja dari Terminal Bis 1.
Ojek
Di
Thailand juga ada ojek. Hehehehe. Saya kebetulan menemukan ojek ini ketika saya
dan Kak Fanny mengunjungi Doi Tung Royal Project. Kebodohan saya yang tidak
mengikuti instruksi petugas di Tourism Office yang sudah memberitahu saya cara
mencapai Doi Tung, adalah alasan mengapa saya mau nggak mau harus naik ojek
untuk ke Doi Tung Royal Project. Mini Van yang saya pikir akan mengantarkan
saya ke Ban Huay Khrai dimana nantinya saya akan berpindah ke Songthaew
berwarna pink dengan tujuan langsung ke Doi Tung Royal Project, malah
menurunkan saya di Doi Tung Junction. Nggak salah sih, cuma kurang tepat, dan
ketidaktepatan itu mengakibatkan saya dan Kak Fanny harus naik ojek, yang mana
sepanjang penglihatan saya saat itu memang satu-satunya transportasi umum yang
bisa digunakan untuk menuju ke Doi Tung Royal Project. Dari Doi Tung Junction
ke Doi Tung Royal Project pulang pergi ongkosnya 140 Baht. Anyway, ada papan
informasi tarif ojek ke setiap tujuan di Pangkalan Ojek yang ada di Doi Tung
Junction. Saya yang waktu itu lagi sibuk nego pakai bahasa tarzan sama akang
tukang ojek jadi lupa ngecek tarif-tarifnya.
 |
Kak Fanny lagi bayar Ojek |
Bis
Saya
akan membagi kategori bis ini menjadi 2, Green Bus dan Local Bus. Sebenernya nggak
cuma 2, ada Perusahaan Bus lainnya juga yang menyediakan transportasi langsung
ke Bangkok, tapi karena waktu itu saya nggak tertarik jadi lupa mencari tahu.
But, you can find their counter in Bus Terminal 1.
 |
Ini bukan Green Bus, Ini Local Bus |
Green Bus
menarik tuh, pengen nyobain juga :D
ReplyDeleteThen you should go to Thailand to try these :D
DeleteIhhhh, komplit loh :D.. Aku aja blm mikirin mw nulis transportasi hihihi...
ReplyDeleteJd pgn balik ke chiang rai -__-
Aku mulai nulis yang ada di otak aja kak Hehehehe Mumpung lagi semangat nulis, jadi apa aja yang muncul di otak nanti ya tak tulis :D random lah
DeleteHalo Kawan, Chiang-rai, ada rekomendasi yang oke banget? Murah, tapi bisa di sewa sebluan (ibarat mahasiswa Kos-Kosan). Saya ingin bertapa dalam waktu yang cukup, dan metamorfosis jadi orang lokal.....
ReplyDeleteSaya suka gaya ceritamu, dan ini informasi transportasi berguna buat para penikmat jalan-jalan MAN.....
semangat7x
Aduh nggak tahu kalau untuk selama itu. Tapi kemarin saya sempet nginap di Red rose Hotel selama di Chiang Rai tarifnya starting 350 baht per malam.
DeleteHi, mo tanya kalo sewa songthew ke white temple ntar baliknya lg naik apa ya,tq
ReplyDelete