BILLABONG PHNOM PENH, HOSTEL RASA HOTEL
Phnom Penh, mungkin
terdengar asing bagi sebagian besar orang Indonesia. Kebanyakan orang Indonesia
lebih mengenal Siem Reap dibanding Phnom Penh. Phnom Penh adalah ibukota
Kamboja, namun banyak turis Indonesia lebih memilih mengunjungi Siem Reap daripada
Phnom Penh. Sebenarnya Phnom Penh ini berada di lokasi yang strategis. Kalau kamu
ingin pergi ke Ho Chi Minh City dari Siem Reap atau pun sebaliknya, maka kamu
akan melewati Phnom Penh. Tapi sayang, nggak banyak turis yang tertarik untuk
mengunjungi kota ini. Demikian pula gue. Awalnya, gue juga berencana langsung
ke Siem Reap dari Ho Chi Minh City. Tapi dikarenakan jarak tempuh yang lumayan jauh
alias kurang lebih 12 jam, gue pun mengurungkan niat gue. Gue memasukkan Phnom
Penh ke dalam rencana perjalanan gue. Toh, gue juga lumayan penasaran dengan
Killing Fields dan Genocide Museum yang ada di Phnom Penh.
![]() |
Lobby Billabong Hotel & Hostel |
Gue menginap hanya 1
malam di Phnom Penh. Dari Ho Chi Minh City, gue berangkat jam 7 pagi dengan bis
Mekong Express. Seharusnya perjalanannya hanya memakan waktu 6 jam, tapi hari
itu gue baru sampai di Phnom Penh jam 3 sore.
Selama di Phnom Penh,
gue menginap di Billabong Hotel & Hostel. Gue memesan 1 bed di female
dormnya. Gue melakukan pemesanan melalui Travelocity, karena saat itu sedang
ada promo potongan 10 USD per malam. Untuk 1 malam di Billabong Hotel & Hostel,
gue hanya membayar 1,61 USD saja. Hell yeah! Murah banget kan?
Begitu semua penumpang
diturunkan, gue pun langsung mencari transportasi untuk menuju ke hostel. Ada
tuk-tuk dan motocab yang bisa digunakan. Tuk-tuk adalah sejenis andong yang
ditarik dengan sepeda motor, sedangkan motocab adalah ojek. Saat itu gue naik
motocab ke hostel karena lebih murah biayanya dibanding tuk-tuk, hanya 2 USD
saja.
Sesampainya di hostel,
gue langsung masuk ke dalam untuk check in. Proses check in lumayan cepat. Ada 3
orang staff yang melayani di meja resepsionis. Salah satu staff meminta paspor
gue untuk discan dan gue juga diminta untuk membayar deposit sebesar 10 USD.
Deposit ini akan dikembalikan ketika gue check out keesokan harinya. Gue
diantar oleh salah satu staff menuju ke kamar. Sambil jalan, dia menjelaskan
bahwa Billabong Hotel & Hostel memiliki kolam renang dan juga cafe.
Sesampainya di kamar, dia memberikan gue kunci kamar, handuk, dan gembok untuk kunci
loker. Gue lumayan terkejut saat masuk ke dalam kamar. Selama ini di bayangan
gue, yang namanya dormitory itu pasti berisi ranjang susun ala ala barak
tentara. But this hostel is different. Kamarnya luas memanjang, kasurnya
disusun berjajar. Ada AC yang digantung di pojok kamar. Di samping setiap kasur
disediakan meja dan stop kontak. Di depan kasur ada meja panjang dan loker.
Setiap loker diberi nomor sesuai dengan nomor bed, sehingga tamu nggak perlu takut tertukar menggunakan
loker yang mana. Untuk bednya sendiri pun empuk dan nyaman banget. Standar hotel.
Pernah kan tidur di twin room? Nah, standar kasurnya sama kayak di kamar hotel
yang twin room.
![]() |
Female Dormitory di Billabong Hotel & Hostel |
Kamar mandinya ada di dalam kamar. Untuk kamar mandinya
juga luas memanjang. Di pojok paling kiri WC, lalu ke kanan ada wastafel, dan
shower. Bersih? Sudah pasti. Elegant lebih tepatnya. Warna putih mendominasi
kamar mandinya. Untuk showernya pun pancurannya deras banget. Bikin betah
berlama-lama untuk mandi. Di kamar mandi juga disediakan sabun dan shampoo. Dan
buat kamu cewek-cewek yang nggak bisa lepas dari hair dryer, di kamar mandi
sudah disediakan hair dryer. See? Komplit banget! Gue menginap di kamar hostel
tapi fasilitas yang gue dapat sekelas dengan fasilitas yang ada di hotel. Gue puas!
![]() |
Kamar mandi |
Di kamar ini gue
tinggal dengan 4 tamu lain. Gue sempet ngobrol-ngobrol dengan satu tamu dari
England. Dia curhat, kalau awalnya dia ke Phnom Penh untuk ikut program volunteer
tapi karena dia merasa pengurus volunteernya kurang profesional akhirnya dia
berhenti dan dia stay di Billabong Hotel & Hostel. Gue juga sempet janjian
untuk ke Phnom Penh Night Market bareng, tapi karena pas malam gerimis dan dia
nggak enak badan jadinya kami nggak jadi pergi. Cari temen ngobrol dari negara
lain sebenernya susah susah gampang. Susahnya, karena gue terlihat seperti
orang lokal, maka banyak turis bule akan menganggap gue nggak bisa bahasa
inggris, dan mereka nggak akan peduli akan kehadiran gue. So, kadang kala gue
harus memulai perbincangan untuk memberitahu mereka gue bisa kok ngomong bahasa
inggris. Walaupun at the end, nggak semua bule ramah dan menanggapi obrolan
gue. Selama seminggu gue keliling Vietnam dan Cambodia, gue lebih merasa nyaman
ketika ngobrol dengan bule dari England. They are nice.
Anyway, untuk lokasi Billabong
Hotel dan Hostel ini sebenernya lumayan jauh dari backpacker area. Jadi kalau
di Phnom Penh, backpacker areanya berada di sepanjang jalan di pinggir sungai
mekong. Gue lupa apa nama jalannya. Dan dari Billabong Hotel dan Hostel mau ke
backpacker area kurang lebih jauhnya 2-3 KM. Karena lumayan jauh dari
backpacker area, lingkungan hostel ini sangat tenang. Waktu sore gue sempet
iseng keluar hostel, keliling keliling di sekitaran hostel. Eh ternyata, hostel
ini lokasinya deket banget dengan Central Market. Gue sempet keliling Central
Market dan beli pisang bakar dan peyek, I don’t know how to call it. But they
are delicious. Nggak jauh dari hostel juga ada minimarket. Pas malem agak susah
sebenernya mau keluar cari makan. Karena mau ke Phnom Penh Night Market pun
jauh, harus naik tuk-tuk. Jadinya pas malem, gue makan di cafe yang ada di
hostel. Cafenya berada di pinggir kolam renang. Gue beli nasi goreng ayam dengan
harga 3 USD.
![]() |
Cafe di samping kolam renang |
Overall, Billabong
Hotel & Hostel sangat gue rekomendasikan bagi kalian semua. Billabong Hotel
& Hostel memberikan standar kenyamanan yang tinggi. Bisa kalian lihat dari
pertama kali kalian masuk ke dalam. Semua staffnya lancar menggunakan bahasa
inggris, lobbynya luas, ada fasilitas komputer yang disediakan untuk digunakan
gratis, ada loker yang yang bisa digunakan untuk menitip barang setelah check
out, wifi gratis, dan yang paling penting Billabong Hotel & Hostel juga
memberikan layanan tur untuk tamu-tamu yang menginap di sana. Billabong Hotel
& Hostel menyediakan sebuah papan tulis besar yang berisi jadwal tur, dan
setiap tamu yang ingin ikut dapat menuliskan nama mereka di sana. Setiap tamu
yang ikut bisa share biaya tuk-tuk untuk menikmati kota Phnom Penh
bersama-sama. Sounds great, isn’t it?
Billabong Hotel & Hostel
# 5, Street
158, Phnom Penh Cambodia
Email:
info@thebillabonghotel.com
Website:
www.thebillabonghotel.com
Aku kgn ke pnom penh lagi.. Kmrn dulu jg ga lama kesana, hanya krn killing field dan s21 doang. Kurang eksplore. Pdhl pas baca majalah wisatanya, msh bnyk tempat2 oke mereka :). Yg aku inget hr terakhir dsana nemu wrung makan seafood, dan yg makan semua orang lokal, dan rasanya uenaaak bgt plus murah :D. Ah jd pgn balik...
ReplyDelete